Model Asuhan Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri
Asuhan
dipertimbangkan dari konteks fisik, emosional, fisikologis, spiritual, sosial,
dan budaya. Yang akan mendorong mempertimbangkn aspek individual dalam asuhan
dan memahami bahwa aspek tersebut terbentuk bagian dari individu yang sedang
diberi asuhan,
Model
ini menunjukan dimensi untuk asuhan maternitas yang efektifdan masing-masing
dimensi harus dipertimbangkan selama pengkajian, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi aspek asuhan. Pemberian asuhan yang
berpusat pada ibu adalah salah satu pesan utama dari dokumen kebijakan changing
childbirth (departemen of healty, 1993) yang mengalihkan fokus asuhan
maternitas dari memenuhi kebutuhan mendengarkan dan merespon terhadap aspirasi
ibu.
Pengertian Model Asuhan Kebidanan
Model
adalah suatu contoh, peraga untuk menggambarkan sesuatu. Tujuan model adalah
membuat kerangka pengertian dalam memberikan pelayanan. Sedangkan, Asuhan
Kebidanan berdasarkan body of knowledge nya yang unik dan pengetahuan gabungan
dari dasar disiplin ilmu yang luas termasuk keperawatan, kesehatan masyarakat
dan kedokteran. Asuhan berasal dari yang solid dari pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh melalui kombinasi pembelajaran, observasi dan
pengalaman yang memberikan asuhan kebidanan yang aman dan bijak dalam pilihan
pengaturan dalam keluarga sendiri.
Kegunaan Model
1. Untuk
menggambarkan beberapa aspek (konkrit maupun abstrak). Dengan mengartikan
persamaannya seperti struktur, gambar, diagram dan rumus. Model tidak seperti
teori, tidak memfokuskan pada hubungan antara 2 fenomena tapi lebih mengarah
pada struktur dan fungsi. Sebuah model pada dasarnya analogi atau gambar
simbolik sebuah ide. (Wilson, 1985)
2. Merupakan
gagasan mental sebagai bagian teori yang memberikan bantuan ilmu-ilmu sosial
dalam mengkonsep dan menyamakan aspek-aspek dalam proses sosial. (Galt dan
Smith, 1976).
3. Menggambarkan
sebuah kenyataan, gambaran abstrak sehingga banyak digunakan ilmu lain sebagai
parameter garis besar praktek (Berner, 1984).
Model
kebidanan dapat digunakan untuk :
1.
Menyatakan data secara lengkap
a. Tindakan sebagai bantuan dalam komunikasi
antara bidan dan pimpinan
b. Dalam pendidikan untuk mengorganisasikan
program belajar
c. Untuk komunikasi bidan dengan klien.
2.
Menjelaskan siapa itu bidan, apa yang dikerjakan, keinginan dan kebutuhan
untuk:
a. Mengembangkan profesi
b. Mendidik siswi bidan
c. Komunikasi klien dengan pimpinan.
Komponen Dan Macam Model Kebidanan
Komponen
model kebidanan
1. Memonitor kesejahteraan ibu
2. Mempersiapkan ibu dengan memberikan
pendidikan dan konseling
3. Intervensi teknologi seminimal mungkin
4. Mengidentifikasi dan memberi bantuan
obstetric
5. Lakukan rujukan
Macam-macam
model kebidanan
1. Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktik kebidanan.
1. Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktik kebidanan.
Model
ini memiliki 4 unit yang penting, yaitu:
a. Ibu
dalam keluarga
b. Konsep
kebutuhan
c. Partnership
d. Faktor
kedokteran dan keterbukaan
2. Model medical
2. Model medical
Merupakan
salah satu model yang dikembangkan untuk membantu manusia dalam memahami proses
sehat sakit dalam arti kesehatan. Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk
pemahaman tindakan.
Model sehat untuk semua (Health For All=HFA)
Model sehat untuk semua (Health For All=HFA)
Model
ini dicetuskan oleh WHO dalam deklarasi Alma Ata tahun 1978. Focus pelayanan
ditujukan kepada wanita, keluarga dan masyarakat serta sebagai sarana
komunikasi dari bidan-bidan Negara lain. Tema HFA menurut Euis dan Simment
(1992) :
a. Mengurangi ketidaksamaan kesehatan
b. Perbaikan kesehatan melalui usaha promotif
dan preventif
c. Partisipasi masyarakat
d. Kerjasama yang baik pemerintah dengan sector
lain yang terkait
e. Primary Health Care (PHC) adalah dasar
pelayanan utama dari system pelayanan kesehatan.
PHC
adalah pelayanan kesehatan pokok yang didasarkan pada praktik ilmu pengetahuan
yang logis dan metode sosial yang tepat serta teknologi universal yang dapat
diperoleh oleh individu dan keluarga dalam komunitas melalui partisipasi dan
merupakan suatu value dalam masyarakat dan Negara yang mampu menjaga setiap
langkah perkembangan berdasarkan kepercayaan dan ketentuannya.
Model Pelayanan bidan di luar
negeri ( Belanda)
Seiring
dengan meningkatnya perhatian pemerintah Belanda terhadap kelahiran dan
kematian, pemerintah mengambil tindakan terhadap masalah tersebut. Wanita
berhak memilih apakah ia mau melahirkan di rumah sakit, hidup atau mati. Belanda
memilki angka kelahiran yang sangat tinggi sedangkan kematian perinatal relatif
rendah. Satu dari tiga persalinan lahir di rumah dan ditolong oleh bidan dan
perawat sedang yang lain lahir di rumah sakit juga dibantu oleh bidan.
Prof.
Geerit Van Kloosterman pada konferensinya di Toronto tahun 1984 menyatakan
bahwa setiap kehamilan adalah normal dan harus selalu dipantau dan mereka bebas
memilih untuk tinggal di rumah atau di rumah sakit dimana bidan yang sama akan
memantau kehamilannya. Yang utama dan penting, kebidanan di Belanda melihat
suatu perbedaan yang nyata antara kebidanan keperawatan. Astrid Limburg
mengatakan : seorang perawat yang baik tidak akan menjadi seorang bidan yang
baik karena perawat dididik untuk merawat orang yang sakit, sedangkan bidan
untuk kesehatan wanita. Tidak berbeda dengan ucapan Maria De Broer yang mengatakan
bahwa kebidanan tidak memiliki hubungan dengan keperawatan, kebidanan adalah
profesi yang mandiri. Pendidikan kebidanan di Amsterdam memiliki prinsip yakni
sebagaimana memberi anastesi dan sedatif pada pasien barulah kita harus
mengatakan pendekatan dan memberi dorongan pada ibu saat persalinan. Jadi pada
prakteknya bidan harus memandang ibu secara keseluruhan dan mendorong ibu untuk
menolong dirinya sendiri.
Pada
kasus resiko rendah dokter tidak ikut menangani, mulai dari prenatal, natal,
post natal, pada resiko menengah mereka selalu memberi job tersebut pada bidan
dan pada kasus resiko tinggi dokter dan bidan saling bekerja sama.
Bidan
di Belanda 75% bekerja secara mandiri, karena kebidanan adalah profesi yang
mendiri dan aktif. Sehubungan dengan hal tersebut bidan harus menjadi role
model dimasyarakat dan harus menganggap kehamilan adalah sesuatu yang normal
sehingga apabila seorang wanita merasa dirinya hamil dia dapat langsung
memeriksakan diri ke bidan.
Pelayanan Antenatal
Bidan
menurut peraturan Belanda lebih berhak praktek mandiri daripada perawat. Bidan
mempunyai izin resmi untuk praktek dan menyediakan layanan kepada wanita dengan
resiko rendah, meliputi antenatal, intrapratum dan post natal. Tanpa ahli
kandunagn yang menyertai mereka bekerja di bawah Lembaga Audit Kesehatan. Bidan
harus merujuk wanita dengan resiko tinggi atau kasus patologi ke Ahli Kebidanan
untuk dirawat dengan baik.
Untuk
memperbaiki pelayanan kebidanan dan ahli kebidanandan untuk meningkatkan
kerjasama antar bidan dan ahli kebidanan dibentuklah daftar indikasi oleh
kelompok kecil yang berhubungan dengan pelayanan maternal di Belanda. Daftar
ini berisi riwayat sebelum dan sesudah pengobatan. Riwayat kebidanan akan
berguna dalam pelayanan kebidanan. Penelitian Woremever menghasilkan data
tentang mortalitas dan mobilitas yang menjamin kesimpulan : dengan sistem
pelayanan yang diterapkan Belanda memungkinkan mendapatkan hasil yang memuaskan
melalui seleksi wanita. Suksesnya penggunaan daftar indikasi merupakan dasar
yang penting mengapa persalinan di rumah disediakan dan menjadi alternatif karena wanita dengan resiko tinggi dapat
diidentifikasi dan kemudian dirujuk ke Ahli Kebidanan.
Selama
kehamilan bidan menjumpai wanita hamil 10-14 kali di klinik bidan. Sasaran
utama praktek bidan adalah pelayanan komunitas. Jika tidak ada masalah, wanita
diberi pilihan untuk melahirkan di rumah atau di rumah sakit. Karena pelayanan
antenatal yang hati-hati sehingga kelahiran di rumah sama amannya dengan
kelahiran di rumah sakit. Tahun 1969 pemerintah Belanda menetapkan bahwa
melahirkan di rumah harus dipromosikan sebagai alternatif persalinan. Di
Amsterdam 43% kelahiran (catatan bidan dan Ahli Kebidanan) terjadi di rumah. Di
Holland, diakui bahwa rumah adalah tempat yang aman untuk melahirkan selama
semuanya normal.
Pelayanan IntraPartum
Pelayanan
Intrapartum dimulai dari waktu bidan dipanggil sampai satu jam setelah lahirnya
plasenta dan membrannya. Bidan mempunyai kemampuan untuk melakukan episiotomi
tapi tidak diizinkan menggunakan alat kedokteran. Baisanya bidan menjahit luka
perineum atau episiotomi, untuk luka yang parah dirujuk ke Ahli Kebidanan.
Syntomentrin dan Ergometrin diberikan jika ada indikasi. Kebanyakan kala III
dibiarkan sesuai fisiologinya. Analgesik tidak digunakan dalam persalinan.
Pelayanan Post partum
Di
Kebidanan Belanda, pelayanan post natal dimulai setelah.
Pada
tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan, hanya
20% persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada community – normal, bidan
sudah mempunyai indefendensi yuang jelas. Kondisi kesehatan ibu dan anak pun
semakin baik, bidan mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan memfasilitasi
proses alami, menyeleksi kapan wanitya perlu intervensi, yang menghindari
teknologi dan pertolongan dokter yang tidak penting. Pendidikan bidan digunakan
sistem Direct Entry dengan lama pendidikan 3 tahun. Bidan mungkin tidak
sebanyak dari pada pasien dokter untuk kematian demam nifas atau infeksi
puerperalis, sebagian besar penting karena kesakitan maternal dan kematian saat
itu.
Tahun
1765 pendidikan formal untuk bidan mulai dibuka pada akhir abad ke 18 banyak
kalangan medis yang berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak
dapat belajar dan menerapkan metode obstetric. Pendapat ini digunakan untuk
menjatuhkan profesi bidan, sehingga bidan tidak mempunyai pendukung, uang tidak
terorganisir dan tidak dianggap profesional. Pada pertengahan abad antara tahun
1770 dan 1820, para wanita golongan atas di kota-kota di Amerika, mulai meminta
bantuan “para bidan pria” atau para dokter. Sejak awal 1990 setengah persalinan
di AS ditangani oleh dokter, bidan hanya menangani persalinan wanita yang tidak
mampu membayar dokter. Dengan berubahnya kondisi kehidupan di kora,
persepsi-persepsi bartu para wanita dan kemajuan dalam ilmu kedokteran,
kelahiran menjadi semakin meningkat dipandang sebagai satu masalah medis
sehingga di kelola oleh dokter.
Tahun 1915 dokter
Joseph de lee mengatakan bahwa kelahiran bayi adalah proses patologis dan bidan
tidak mempunyai peran di dalamnya, dan diberlakukannya protap pertolongan
persalinan di AS yaitu : memberikan sedatif pada awal inpartu, membiarkan
serviks berdilatasi memberikan ether pada kala dua, melakukan episiotomi,
melahirkan bayi dengan forcep elstraksi plasenta, memberikan uteronika serta
menjahit episiotomi. Akibat protap tersebut kematian ibu mencapai angka 600-700
kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1900-1930, dan sebanyak 30-50%
wanita melahirkan di rumah sakit. Dokter Grantly Dicke meluncurkan buku tentang
persalinan alamiah. Hal ini membuat para spesialis obstetric berusaha
meningkatkan peran tenaga diluar medis, termasuk bidan.
Boleh minta daftar pustakanya gak
BalasHapuslupa dicantumkan
HapusBoleh minta daftar pustakanya nggak?
BalasHapus